Pada zaman dahulu kira-kira pada abad ke-19. ada seorang Raja yang sangat kaya
raya dan mempunyai rakyat yang cukup makmur, damai dan tentram.
Di suatu hari Raja ingin sekali jalan-jalan guna mengontrol atau mengelilingi kota sekaligus melihat rakyat yang hidupnya penuh dengan kedamaian. Di tengah perjalanan sang Raja bertemu dengan seorang Penjual beras yang terkenal dengan beras sangat bagus dan enak apabila di makan.
Di perdagangan ini banyak orang yang akan membeli beras ini, karena dengan kepulenan dan keenakan beras ini apabila dimasak atau dijadikan nasi, sehingga harganyapun sangat mahal. Sang Raja malah ingin memborong semua beras ini padahal yang akan membeli beras ini adalah banyak. Inilah sifat tercela yang dimiliki sang Raja yaitu, sifat serakah.
Singkat cerita, sang Raja pulang dengan membawa beras itu. Dan Raja menyuruh pada pembantunya supaya memasak beras itu supaya jadi nasi, kebetulan sang Raja pun sangat lapar, karena habis berkeliling kota yang di kuasainya pada saat itu.
Nasipun sudah siap di hidangkan, kemudia sang Raja makan bersama perdana menteri istana kerajaan. Namun, yang lebih menganehkan adalah, sebelum sang Raja makan nasi itu, sang Raja mengalami ke ganjalan dalam tenggorokannya akibat nasi yang berhenti di tenggorokan sang Raja, akhirnya sang raja tidak bisa makan dan minum. Karena musibah inilah sang Raja jatuh sakit.
Akibat sakit ini sang Raja memanggil semua tabib istana. Namun semua tabib istana itu tidak dapat menyembuhkan sang Raja, dan Raja pun kebingungan. Sang raja memerintahkan supaya memanggil seorang Ustadz yang bisa di bilang terkenal.
Setiba di istana sang Ustadz berkata pada sang Raja, "wahai Raja apakah engkau membutuhkanku?".
Jawab sang raja, "betul aku membutuhkanmu, dan apakah kamu bisa menyembuhkan penyakitku ini." kata sang raja seolah-olah meminta tolong sama sang Ustadz.
Ustadz berkata, "saya bisa menyembuhkan sang Raja. Namun sang Raja harus pergi ke Negara Mesir dan cari disana sebuah hotel bintang sepuluh. Lalu sang Raja masuklah ke kamar No. 10, apabila nanti sang Raja pergi kesana"!!!!!..
Sang Raja pun pergilah ke Negara Mesir dan menuju hotel yang dimaksudkan sang Ustadz. Dan Raja bertanya-tanya mengenai hotel berbintang sepuluh itu, pada penduduk atau orang-orang Mesir. Akhirnya sang Raja menemukan hotel yang berbintang sepuluh tersebut.
Sesingkatnya setelah sang raja menemukan hotel tersebut, sang Raja mencari Kamar No. 10, Ustadz pun masuk ke dalam kamar tersebut. Namun aneh ternyata yang di temukan sang Raja di Kamar tersebut adalah seorang yang sedang tidur lelap. Tiba-tiba sang Raja bersin di depan orang yang tidur itu. Karena bersin inilah sang Raja dapat mengeluarkan nasi yang mengganjal tenggorokannya.
Setelah sembuh dari penyakit ini sang Raja ingin sekali bertemu dengan Ustadz yang telah menyembuhkan Raja tersebut. Dengan penuh keheranan sang Raja berkata pada Ustadz: "Ustadz apa yang menyebabkan saya menderita penyakit semacam ini?". Lalu sang Ustadz menjawab pertanyaan sang Raja, "Yang menyebabkan Nasi mengganjal di tenggorokan Raja itu adalah, karena Nasi itu sebenarnya adalah hak milik orang yang tidur di hotel No. 10 itu. Oleh sebab itu janganlah Raja sekali-kali lagi mengambil hak milik orang lain. Dan jangan pula memiliki sifat serakah."
Mulai pada saat itu juga sang Raja menjadi dermawan dan penuh perhatian pada rakyat-rakyat kecil. Dan membuat suatu sekolah yang gratis. Serta mendirikan sebuah panti asuhan anak-anak yatim piatu.
Di suatu hari Raja ingin sekali jalan-jalan guna mengontrol atau mengelilingi kota sekaligus melihat rakyat yang hidupnya penuh dengan kedamaian. Di tengah perjalanan sang Raja bertemu dengan seorang Penjual beras yang terkenal dengan beras sangat bagus dan enak apabila di makan.
Di perdagangan ini banyak orang yang akan membeli beras ini, karena dengan kepulenan dan keenakan beras ini apabila dimasak atau dijadikan nasi, sehingga harganyapun sangat mahal. Sang Raja malah ingin memborong semua beras ini padahal yang akan membeli beras ini adalah banyak. Inilah sifat tercela yang dimiliki sang Raja yaitu, sifat serakah.
Singkat cerita, sang Raja pulang dengan membawa beras itu. Dan Raja menyuruh pada pembantunya supaya memasak beras itu supaya jadi nasi, kebetulan sang Raja pun sangat lapar, karena habis berkeliling kota yang di kuasainya pada saat itu.
Nasipun sudah siap di hidangkan, kemudia sang Raja makan bersama perdana menteri istana kerajaan. Namun, yang lebih menganehkan adalah, sebelum sang Raja makan nasi itu, sang Raja mengalami ke ganjalan dalam tenggorokannya akibat nasi yang berhenti di tenggorokan sang Raja, akhirnya sang raja tidak bisa makan dan minum. Karena musibah inilah sang Raja jatuh sakit.
Akibat sakit ini sang Raja memanggil semua tabib istana. Namun semua tabib istana itu tidak dapat menyembuhkan sang Raja, dan Raja pun kebingungan. Sang raja memerintahkan supaya memanggil seorang Ustadz yang bisa di bilang terkenal.
Setiba di istana sang Ustadz berkata pada sang Raja, "wahai Raja apakah engkau membutuhkanku?".
Jawab sang raja, "betul aku membutuhkanmu, dan apakah kamu bisa menyembuhkan penyakitku ini." kata sang raja seolah-olah meminta tolong sama sang Ustadz.
Ustadz berkata, "saya bisa menyembuhkan sang Raja. Namun sang Raja harus pergi ke Negara Mesir dan cari disana sebuah hotel bintang sepuluh. Lalu sang Raja masuklah ke kamar No. 10, apabila nanti sang Raja pergi kesana"!!!!!..
Sang Raja pun pergilah ke Negara Mesir dan menuju hotel yang dimaksudkan sang Ustadz. Dan Raja bertanya-tanya mengenai hotel berbintang sepuluh itu, pada penduduk atau orang-orang Mesir. Akhirnya sang Raja menemukan hotel yang berbintang sepuluh tersebut.
Sesingkatnya setelah sang raja menemukan hotel tersebut, sang Raja mencari Kamar No. 10, Ustadz pun masuk ke dalam kamar tersebut. Namun aneh ternyata yang di temukan sang Raja di Kamar tersebut adalah seorang yang sedang tidur lelap. Tiba-tiba sang Raja bersin di depan orang yang tidur itu. Karena bersin inilah sang Raja dapat mengeluarkan nasi yang mengganjal tenggorokannya.
Setelah sembuh dari penyakit ini sang Raja ingin sekali bertemu dengan Ustadz yang telah menyembuhkan Raja tersebut. Dengan penuh keheranan sang Raja berkata pada Ustadz: "Ustadz apa yang menyebabkan saya menderita penyakit semacam ini?". Lalu sang Ustadz menjawab pertanyaan sang Raja, "Yang menyebabkan Nasi mengganjal di tenggorokan Raja itu adalah, karena Nasi itu sebenarnya adalah hak milik orang yang tidur di hotel No. 10 itu. Oleh sebab itu janganlah Raja sekali-kali lagi mengambil hak milik orang lain. Dan jangan pula memiliki sifat serakah."
Mulai pada saat itu juga sang Raja menjadi dermawan dan penuh perhatian pada rakyat-rakyat kecil. Dan membuat suatu sekolah yang gratis. Serta mendirikan sebuah panti asuhan anak-anak yatim piatu.
0 komentar :
Posting Komentar