Pada bagian ini kami akan sampaikan kajian kitab Bidayatul Hidayah. Insya Allah di blog ini akan kami posting mulai dari bagian awal hingga akhir. Semoga kaum Muslimin bisa mengambil manfaat darinya.
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
قاَلَ
الشَّيْخُ اْلإِمَامُ، الْعَالِمُ الْعَلاَّمَةُ، حُجَّةُ اْلاِسْلاَمِ،
وَبَرَكَةُ اْلأَنَامِ: أَبُوْ حَامِدٍ مُحَمَّدُ بْنُ مُحَمَّدٍِ بْنِ مُحَمَّدٍِ
الْغَزَالِيُّ الطُّوْسِىُّ؛ قَدَّسَ اللهُ رُوْحَهُ، وَنَوَّرَ ضَرِيْحَهُ -
آمِيْن: الْحَمْدُ لِلَّهِ حَقَّ حَمْدِهِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى
خَيْرِ خَلْقِهِ، مُحَمَّدٍِ رَسُوْلِهِ وَعَبْدِهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
مِنْ بَعْدِهِ
Berkata seorang
Syekh yang agung, al-Alim al-Allamah, Hujjatul Islam, pembawa berkah
bagi manusia, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali at-Thusi;
semoga Allah menyucikan ruhnya dan menyinari alam kuburnya. Amin: Segala puji bagi Allah dengan sebenar-benar pujian. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada sebaik-baik makhluk, rasul dan utusan-Nya, Nabi besar
Muhammad SAW, dan juga kepada keluarga dan para sahabatnya dan para pengikutnya
yang hidup pada masa setelahnya.
أَمَّا
بَعْدُ: فَاعْلَمْ أَيُّهَا الْحَرِيْصُ الْمُقْبِلُ عَلَى اقْتِبَاسِ الْعِلْمِ،
الْمُظْهِرُ مِنْ نَفْسِهِ صِدْقَ الرَّغْبَةِ وَفَرْطَ التَّعَطُّشِ إِلَيْهِ،
أَنَّكَ إِنْ كُنْتَ تَقْصُدُ بِطَلَبِ الْعِلْمِ الْمُنَافَسَةَ وَالْمُبَاهَاةَ،
وَالتَّقَدُّمَ عَلَى اْلأَقْرَانِ، وَاسْتِمَالَةَ وُجُوْهِ النَّاسِ إِلَيْكَ،
وَجَمْعِ حُطَامِ الدُّنْيَا، فَأَنْتَ سَاعٍِ فِيْ هَدْمِ دِيْنِكَ، وَهَلاَكِ
نَفْسِكَ، وَبَيْعِ آخِرَتِكَ بِدُنْيَاكَ، فَصَفْقَتُكَ خَاسِرَةٌ وَتِجَارَتُكَ
بَائِرَةٌ، وَمُعَلِّمُكَ مُعِيْنٌ لَكَ عَلَى عِصْيَانِكَ، وَشَرِيْكٌ لَكَ فِيْ
خُسْرَانِكَ، وَهُوَ كَبَائِعِ سَيْفٍ مِنْ قَاطِعِ طَرِيْقٍ، كَمَا قَالَ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَعَانَ عَلَى
مَعْصِيَةٍِ وَلَوْ بِشَطْرِ كَلِمَةٍِ كَانَ شَرِْيكًَا لَهُ فِيْهَا
Ammaa
ba’du: Ketahuilah, wahai orang yang besar semangat dan perhatiannya dalam
mencari ilmu, yang telah menunjukan cita-cita yang tinggi dan rasa dahaga yang
begitu kuat terhadap ilmu; seandainya niatmu dalam mencari ilmu itu hanyalah
untuk belomba-lomba dan berbangga
diri dengannya, lalu menjadi terkemuka dibanding orang
lain, dan untuk menarik perhatian
orang banyak terhadap dirimu, dan untuk menghimpunkan kekayaan dunia dengan
ilmu itu, maka sesungguhnya engkau telah melangkah untuk menghancurkan agamamu,
membinasakan dirimu sendiri, dan menjual akhiratmu demi memperoleh duniamu, maka
penjualanmu adalah rugi dan perniagaanmu rusak, dan guru yang mengajarkan
ilmu itu padamu seakan-akan telah menolongmu dalam melaksanakan kemaksiatan,
bersamamu dalam kerugian, dan laksana seseorang yang menjual pedang kepada perampok.
Seperti sabda Rasullullah SAW: “Barangsiapa yang menolong
orang lain melakukan suatu kemaksiatan walaupun dengan setengah kalimat, maka orang
itu dipandang telah ikut melakukan kemaksiatan tersebut.”[1]
Lanjut ke Mukadimah Bagian 2
[1] Ada
hadits yang agak mirip dengan hadits tersebut:
مَنْ
أَعَانَ عَلَى قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِشَطْرِ كَلِمَةٍ لَقِيَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ
مَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ آيِسٌ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ
“Barangsiapa menolong untuk membunuh
seorang mukmin meski dengan setengah kalimat, maka dia akan berjumpa dengan
Allah dalam keadaan tertulis di antara kedua matanya: putus asa dari rahmat
Allah.” (HR Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra)
0 komentar :
Posting Komentar