Home » » Mukadimah Bagian 2

Mukadimah Bagian 2


وَإِنْ كَانَتْ نِيَّتُكَ وَقَصْدُكَ بَيْنَكَ وَبَيْنَ اللهِ تَعَالَى مِنْ طَلَبِ الْعِلْمِ الْهِدَايَةَ، دُوْنَ مُجَرَّدِ الرِّوَايَةِ؛ فَأَبْشِرْ، فَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَبْسُطُ لَكَ أَجْنِحَتَهَا إِذَا مَشَيْتَ، وَحِيْتَانُ الْبَحْرِ تَسْتَغْفِرُ لَكَ إِذَا سَعَيْتَ. وَلَكِنْ يَنْبَغِيْ لَكَ أَنْ تَعْلَمَ قَبْلَ كُلِّ شَيْءٍِ، أَنَّ الْهِدَايَةَ الَّتِيْ هِيَ ثَمَرَةُ الْعِلْمِ، لَهَا بِدَايَةٌ وَنِهَايَةٌ، وَظَاهِرٌ وَبَاطِنٌ، وَلاَ وُصُوْلَ إِلَى نِهَايَتِهَا إِلاَّ بَعْدَ إِحْكَامِ بِدَايَتِهَا، وَلاَ عُثُوْرَ عَلَى بَاطِنِهَا إِلاَّ بَعْدَ الْوُقُوْفِ عَلَى ظَاهِرِهَا
Namun apabila niatmu dalam mencari ilmu itu demi menggapai keridhaan Allah dan mendapatkan hidayah, bukan sekedar agar engkau pandai berbicara (berceramah); maka hendaklah engkau merasa gembira, karena para malaikat telah mengembangkan sayapnya apabila kamu berjalan, dan ikan yang ada di lautan seluruhnya memohonkan ampun bagimu di dalam setiap gerakmu. Namun demikian, sebelum sampai kepada semua itu, hendaklah engkau mengetahui bahwa hidayah pada hakikatnya adalah buah dari ilmu. Hidayah itu sendiri baginya ada “bidayah” (pemulaan) dan ada pula “nihayah” (kesudahan/puncak), ada zahirnya dan ada batinnya, dan engkau sekali-kali tidak akan pernah sampai kepada puncak hidayah kecuali setelah engkau menapaki permulaannya, dan engkau tidak akan dapat menyelami yang bersifat batin darinya kecuali setelah engkau memahami dan menyempurnakan yang bersifat zahir darinya.
وَهَأَنَا مُشِيْرٌ عَلَيْكَ بِبِدَايَةِ الْهِدَايَةِ؛ لِتُجَرِّبَ بِهَا نَفْسَكَ، وَتَمْتَحِنَ بِهَا قَلْبَكَ، فَإِنْ صَادَفْتَ قَلْبَكَ إِلَيْهَا مَائِلاً، وَنَفْسَكَ بِهَا مُطَاوِعَةً، وَلَهَا قَابِلَةً؛ فَدُوْنَكَ التَّطَلُّعَ إِلَى النِّهَايَاتِ وَالتَّغَلْغُلَ فِيْ بِحَارِ الْعُلُوْمِ
Di dalam kitab ini aku akan tunjukkan padamu “bidayatul hidayah” (pemulaan-permulaan menuju hidayah); supaya engkau melatih dirimu dengan mengamalkannya, dan supaya engkau dapat menguji hatimu. Seandainya engkau dapati hatimu cenderung kepadanya dan hawa nafsumu tunduk mengikuti arahannya dan dapat memberikan perhatian yang sewajarnya, maka pada saatnya engkau akan sampai di  puncak hidayah dan engkau akan mampu mengarungi lautan ilmu yang luas itu.
وَإِنْ صَادَفْتَ قَلْبَكَ عِنْدَ مُوَاجَهَتِكَ إِيَّاهَا بِهَا مُسَوِّفًا، وَبِالْعَمَلِ بِمُقْتَضَاهَا مُمَاطِلاً؛ فَاعْلَمْ أَنَّ نَفْسَكَ الْمَائِلَةَ إِلَى طَلَبِ الْعِلْمِ هِيَ النَّفْسُ اْلأَمَّارَةُ بِالسُّوْءِ، وَقَدْ انْتَهَضَتْ مُطِيْعَةً لِلشَّيْطَانِ اللَّعِيْنِ لِيُدْلِيْكَ بِحَبْلِ غُرُوْرِهِ؛ فَيَسْتَدْرِجُكَ بِمَكِيْدَتِهِ إِلَى غَمْرَةِ الْهَلاَكِ، وَقَصْدُهُ أَنْ يُرَوِّجَ عَلَيْكَ الشَّرَّ فِيْ مَعْرِضِ الْخَيْرِ حَتَّى يُلْحِقَكَ: بِاْلأَخْسَرِيْنَ أَعْمَالاً، الَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَياةِ الدُنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا
Tetapi jika engkau dapati hatimu tidak memberikan perhatian kepadanya dan nafsumu suka berlambat-lambat dalam melaksanakan perintahnya; maka ketahuilah bahwa kecenderunganmu dalam menuntut ilmu sebenarnya dikendalikan oleh nafsu ammarah bissuu’, hanya tunduk kepada perintah setan yang terkutuk yang hendak menipumu dengan berbagai macam tipudayanya; sehingga engkau akan terjerumus ke dalam jurang kebinasaan. Dengannya setan bermaksud menawarkan kepadamu keburukan dalam kemasan kebaikan, sehingga engkau termasuk dalam golongan yang disebutkan dalam firman Allah: “…orang yang paling rugi perbuatannya, (yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya.”[1]


[1] QS. al-Kahfi [18]: 103-104.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan masukkan email Anda di tempat yang disediakan untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Pribadi Abiza el Rinaldi

0 komentar :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blog Pribadi Abiza el Rinaldi - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger